Deg… sms dari musyrifahku masuk..
“Kita sudah berakad halqah(ngaji)
pada hari kamis. Tetap pada waktu dan tempat yang sama. Semoga Allah memudahkan
segala usaha kita. Masalah jadwal kuliah semoga bisa disesuaikan”.
Dilema besar langsung melandaku. Gimana
enggak.. tepat 30 menit sebelum itu jadwal kuliahku. Bingung. Tapi gak mau di
ambil pusing. Disatu sisi aku sudah paham betul yang namanya ‘aulawiyat (standar
orientasi)’. Disisi lain masih ada rasa cemas ninggalin kuliah, secara masih
semester 2. Rasa-rasa aneh itu hingga akhirnya terus menghinggapiku.
Oke langsung aku putuskan. Aku
memilih akad yang lebih dulu telah aku ikrarkan pada Allah.
Dengan rasa ‘tenang’ aku
mengikuti halqah. Kebetulan tempatnya berada di Masjid kampus. Waktu 2 jam
telah terlewati. Untung aku punya si Merah. Langsung kukebut saja
sekebut-kebutnya. Ketika kulirik jam.. waw aku sudah telat 45 menit. Peraturan
umumnya..yang namanya anak kuliahan gak boleh ada yang telat, palingan dikasih
toleransi 10 menitan lah. Tapi aku.. udah telat 45 menit. Innallaha ma’ana.
Pukul 10.47 aku tiba di depan
kelas, dan.. auranya langsung beda. Kuketuk
pintunya. Sekali..tidak ada jawaban. Oke, dua kali..juga tidak. Hingga akhirnya dengan berkali-kalipun, pak
dosen tidak juga menoleh. Dengan menarik nafas panjang aku langkahkan kakiku ke
dalam. Semua mata tertuju padaku, dengan banyak makna.. tapi aku tidak peduli.
“Permisi pak” kataku. Sambil
melihat dari atas kebawah dengan kumisnya yang tebalan (heran kali ya melihat
anehnya pakaianku), sang dosen menjawab “ada perlu apa?”. “hmm.. saya masuk pak”.
Pak dos : “Lah bukannya kamu sudah masuk?”. “Hehe..maksud saya pak.. saya mau
ikut belajar”. Pak dos : “Emang kamu mahasiswa kelas ini?”. “Iya pak, boleh
saya duduk?”. Pak dos : “Kamu sudah telat berapa menit?”. “47 menit pak”. Pak
dos : “Kok telat sekali?, Ya sudah duduklah, minggu depan jangan telat lagi ya..". Heran plus WOW. Baik bener nih dosen. Aku langsung menuju kursiku dengan senyum kemenangan. Satu hal yang dapat aku
perhatikan.. semua temanku geleng-geleng gak percaya dengan kejadian barusan.
Sebenarnya.. satu hal yang ingin
aku petik dari kisahku barusan. ALLAH TIDAK PERNAH MENYALAHI JANJINYA. Apa
janji Allah? Bahwa barangsiapa yang menolong agama Allah, maka Allah juga akan
menolongnya dengan cara mempermudah urusannya. Dan.. hal itulah yang barusan
aku alami. Aku terbebas dari segala hal buruk yang akan ditimpakan dosen
padaku. Aku juga tidak disuruh pulang. Aku tidak dipermalukan di depan kelas. Malah dosenku nyuruh masuk kelas dengan gitu
aja tanpa embel-embel lainnya....
Okay..
This Is Miracle.. My Life is My Choice. Terbukti, Allah selalu tepati janji-Nya
untuk selalu menolong hambanya. Tinggal masalahnya pada diri kita. Mau milih
berjuang untuk dosen, atau berjuang untuk penciptanya dosen. Itu semua pilihan.
Dan ingat.. setiap pilihan itu beresiko. Dan aku sarankan bagi teman-teman seperjuangan di dakwah ini, jangan pernah takut untuk selalu menjadikan dakwah sebagai poros dalam segala aktivitas. Pokoknya ketika ada benturan antara agenda dakwah dengan urusan lain, tetaplah selalu memilih dakwah. Itu konsekuensi keimanan yang harus kita tunaikan pada pencipta kita. Dan ingat juga.. kita itu pengemban dakwah yang sedang menjadi mahasiswa, bukan mahasiswa yang sedang menjadi pengemban dakwah.
Setiap pilihan
untuk kebaikan, pasti akan menghasilkan kebaikan juga, apalagi kebaikan untuk
membangkitkan umat ini.. Percaya itu.!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar